Puisi-Puisi Windu Mandela
KESENDIRIANKU TERUS BERDANSA
:untuk Julia Napitupulu
Di Vila tua jauh dari rumah, kusemayamkan kesendirian
pada dentingan piano klasik
Kuasingkan hatiku dari keramaian
Jemari lentik menarikan kisah rindu
Nada-nada bergaunkan merah muda menyala
Berdansa mesra dengan angin di ruang tamu
Setengah gelas anggur hitam ku mainkan di muka
Ku putar-putar, kali saja ada kebahagiaan
tak ada,
dan kubiarkan saja kesendirian itu terus berdansa
Sumedang, 6 Juli 2011
DALANG WAYANG
:untuk para dalang dan wayangnya
Wayang-wayang kau wayang
Wariskan kau mewarisi
Wayang tergoyang kanan kiri
Dalang-dalang kau dalang
Diwarisi kau mewarisi
Dalang pulas tidur terlentang
Kendang-kendang berpalu-palu
Sinden berdendang
Dalang menyiapkan wayang
Dalang wayang, wayang dalang
Wayang mati
Dalang terbang
Sumedang, 7 Mei 2011
BATU KALI DAN BUNGA KAMBOJA
Antara ujung api dan ujung muara
Berhujanan dengan debu-debu
Bermandikan arang yang merah muda
hanyutkan dalam hangatnya
Sahutan angkara rupa menyapa nestapa
Merajut rajut setiap urat nadi aliran darahku
Menusuk mengendap merayap
Tapi,
Kenapa batu kali ini enggan bertegur sapa dengan mesra
Apa tak ada lagi bunga kamboja yang kubawakan untuknya kali ini?
Atau karena kecewa saat berhujanan madu tanpa busana?
Aku pun muram,
Semuram akan hujan turun dari penghulunya bukit
Biar saja kali ini gadaikan cinta pada tengkulak di muara sana
Tak apa,
Aku takan membawa bunga kamboja lagi
Sampai kau yang membawakan bunga kambojanya untukku
Sumedang, 9 Mei 2011